Kamis, 03 Mei 2012

Pertemuan 7 IAD


ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
1. Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi
a. Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.

Contoh :
Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul sendirinya dari dalam lumpur.
Dari gudang padi, ternyata muncullah tikus.

Faham ini disebut juga abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. Pendapat ini dipelopori oleh Aristoteles.

b. Cosmozoa
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak didukung oleh fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.

c. Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626 - 1597) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakkan telurnya dengan sengaja disitu. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa aitu bahwa : asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex
ovo.

d. Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukkan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teori "omne ovo ex vivo" atau telur itu berasal dari makhluk hidup.

e. Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme, tumbuh kehidupan yang baru atau disebut "omne vivum ex vivo". Teori ini disebut juga teori Biolegenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu berasal dari hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang. Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar

f. Teori Uray.
Harold Uray (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfir bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat-zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.


g. Teori Oparin-Haldane
A.I. Oparin adalah ahli biologis bangsa Rusia; pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang "asal mula kehidupan" namun tak mendapat sambutan para ahli. Pendapat itu barulah ditanggapi secara serius ketika diterbitkan tahun 1936 dalam berbagai bahasa. J.B.S. Haldane ahli biologi bangsa Inggris secara terpisah juga mempunyai pendapat yang sama dengan Oparin. Pendapatnya : jasad hidup terbentuk dari dari senyawa kimiawi dalam laut pada masa dimana atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik ini antara lain asamasam amino yang sederhana, purine dan basa pirimidin, dan senyawasenyawa golongan gula, kemudian terbentuk pula senyawa-senyawa polipeptida asam-asam polinukleat dan polisakarida, yang kesemuanya itu dapat terbentuk berkata bantuan sinar ultraviolet, kilatan listrik (petir), panas dan sinar radiasi. Jasad hidup pertama disebut "protobiont" diperkirakan hidup di dalam laut kira-kira 5 sampai 10 m di bawah permukaan laut, karena di tempat itulah mereka terlindung dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dari matahari yang mematikan. Di daratan saat itu tak mungkin ada kehidupan karena sinar ultra violet yang mematikan. Baru setelah jasad hidup itu berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu memproduksi oksigen, maka lama kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa ozon di atmosfir bumi; lalu kehidupan mampu merayap di pantai-pantai dan yang terakhir memenuhi daratan. Bila kita menengok pada teori-teori terdahulu maka nampaknya teori Oparin Haldane ini kembali kepada "generatio spontanea" tetapi melalui evolusi ratusan juta tahun lamanya. Melengkapi teori ini, pada tahun 1953 Stanley L. Miller, seorang murid Urey, membuat percobaan yang sangat berhasil untuk menguji bahwa anggapan bahwa pada kondisi awal dari atmosfir bumi yang kaya akan metan, amoniak, hidrogen dan air, dengan bantuan kilatan listrik dan suhu yang cukup, maka dapat terbentuk senyawasenyawa organik termasuk asam amino, purin, pirimidin, gula ribosa maupun deoksiribosa, asam nukelat maupun nukleosida seperti ATP. Kita mengetahui bahwa kesemuanya itu adalah senyawa-senyawa dasar dari jasad hidup. Percobaan Miller berlangsung 7 hari baru diamati hasilnya.



2. Beda Makhluk Hidup dan Benda Mati
a. Bentuk dan Ukuran
Makhluk hidup mempunyai bentuk ukurannya tertentu sedangkan benda mati tidak.
Contoh batu ada yang sebesar butir pasir, ada sebesar gunung; sedangkan manusia bentuk ukurannya tertentu.

b. Komposisi Kimia
Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu yaitu terdiri dari unsur-unsur karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang atau Sulfur (S), Posfor (P) dan sedikit mineral. Benda mati komposisi kimianya tidak tertentu.

c. Organisasi
Setiap makhluk hidup terbentuk dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk jaringan, sedangkan jaringan ini membentuk organ. Sistem organ ini membentuk proses hidup. Pada benda mati misalnya batu, susunan sedemikian rupa adalah hasil dari unsur pokoknya.

d. Metabolisme
Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan, respirasi atau pernafasan, seekresi dan ekskresi. Benda mati tidak mengalami hal-hal tersebut.

e. Iritablitas
Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perbuahan sekiatarnya, misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu. Besarnya reaksi seimbang dengan aksi.
Contoh: besi yang kena panas memuai sesuai dengan panas yang datang.


f. Reproduksi
Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat makhluk itu menjadi banyak, sedangkan pada benda mati tidak.

g. Tumbuh dan mempunyai daur hidup
Setiap makhluk hidup menngalami proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup artinya melalui proses kelahiran, tumbuh dewasa dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh dari luar seperti halnya pada kristal.