Minggu, 20 November 2011

Mau Dibawa Kemana Puasa Kita???



Mau dibawa kemana puasa kita, jika terus menunda-nunda….

Itulah sekelumit lirik lagu dari Armada Band yang sebagian katanya saya ubah. Puasa di bulan Ramadhan memang merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam untuk melaksanakannya. Setiap umat Islam pasti tahu ritual puasa di bulan Ramadhan. Diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka. Kemudian dilanjutkan dengan shalat tarawih dan tadarus Qur’an. Sehingga di bulan Ramadhan, masjid dan musholla bertambah ramai. Selain itu juga dengan adanya puasa Ramadhan, orang-orang lebih dermawan kepada sesama. Karena pahala amalan yang dikerjakan di bulan Ramadhan berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain.

Suasana Ramadhan juga lain dibandingkan dengan suasana di bulan-bulan yang lain. Terdapat ritme keteraturan dalam kehidupan umat Islam. Yang biasanya pada pagi hari terburu-buru berangkat untuk beraktifitas, karena Ramadhan disempatkan untuk shalat Dhuha. Yang biasanya untuk sholat wajib masih bermalas-malasan menunggu sampai akhir waktu, karena bulan Ramadhan, sholat dilaksanakan pada awal waktu dan berjamaah. Yang biasanya bekerja mulai pagi hari sampai malam hari, sehingga baru bisa berkumpul dengan keluarga pada malam hari (terkadang keesokan harinya baru bertemu karena anggota keluarga yang lain sudah tertidur) maka dengan adanya bulan Ramadhan, sesaat sebelum buka puasa, seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di rumah. Merasakan nikmatnya berbuka puasa bersama, shalat Magrib berjamaah, dilanjutkan dengan shalat Isya dan Tarawih berjamaah, bahkan tadarus bersama. Ayah dan Ibu membimbing putra-putrinya dalam tartil Qur’annya. Subhanallah. Sungguh indah dan menyejukkan hati. Hubungan antara anggota keluarga menjadi bertambah erat. Dan ini adalah langkah untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah dan penuh rahmat.

Namun, sesaat setelah bulan Ramadhan usai yang ditandai dengan perayaan Idul Fitri, dimana umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan menjalankan amalan-amalan wajib dan sunnah dengan harapan mendapat pahala berlipat ganda, setelah bulan Ramadhan, amalan-amalan yang biasanya dikerjakan bak debu ditiup angin, tak berbekas sama sekali. Yang biasanya istiqomah sholat Dhuha, kembali sibuk dengan aktifitas hariannya, yang biasanya rutin sholat berjamaah di awal waktu, juga tidak kelihatan kembali berjamaah, yang biasanya membaca Al-Qur’an setelah sholat tarawih, juga kembali tidak membuka Al-Qur’annya.

Lalu, mau dibawa kemana puasa kita? Dimana dengan adanya puasa di bulan Ramadhan diharapkan umat muslim akan terlatih dan terbiasa melaksanakan amalan-amalan tadi. Dengan melaksanakan amalan-amalan tadi, tentunya hati akan lebih tertata, kita akan terbiasa untuk bersikap tawadhu dan lebih perhatian kepada sesama. Namun, dengan kondisi yang seperti debu ditiup angin tadi, masihkah kita berharap hati kita akan tertata? Masihkah kita berharap kita akan lebih tawadhu dan perhatian kepada sesama?

Untuk itu, marilah kita teruskan dan istiqomahkan amalan-amalan yang biasa kita laksanakan di bulan Ramadhan agar hidup kita lebih tenang dan tawadhu serta kasih sayang pada sesama juga akan terpupuk dengan baik. Bulan Ramadhan adalah penuh berkah, setiap tahun kita bertemu dengannya. Janganlah amalan di bulan Ramadhan di tahun lalu tidak lebih baik daripada amalan di bulan Ramadhan saat ini. Dan amalan di Ramadhan yang akan datang, diharapkan akan lebih baik dibanding amalan di tahun ini. Insya Allah....

Banyuwangi, 20 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar